Jalan Sudarno 16 (0341) 593878 Batu Malang Jawa Timur
Jadwal Kebaktian :
Persekutuan Pemuda Remaja Sabtu Pk. 18.30 Wib.
Kebaktian Umum 1 Minggu Pk. 07.00 Wib.
Kebaktian Anak Minggu Pk. 07.00 Wib.
Kebaktian Pra Remaja Minggu Pk. 07.00 Wib.
Kebaktian Umum 2 Minggu Pk. 09.00 Wib.
Persekutuan Doa Pagi Rabu Pk. 05.30 Wib.

Selasa, 06 September 2011

nazar


NAZAR
Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: “Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani  Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran”(Hakim-Hakim 11:30-31).
            Beberapa bulan terakhir ini kita disuguhi berita tentang kasus dari seorang yang bernama Nazarudin. Mulai dari sangkaan kasusnya yang diduga menyeret banyak nama (versi nyanyian Nazarudin), kisah pelariaannya, kisah penangkapannya, kisah pemulangannya, kisah bungkamnya di balik penjara, sampai kisahnya saat sholat Idul Fitri—menjadi bahan perbincangan dan perdebatan banyak orang. Entah secara kebetulan atau tidak, Nazar (begitu kata orang memanggilnya), menarik perhatian banyak orang. Namun sejenak mari kita tinggalkan si Nazar yang itu, dan marilah kita mengalihkan pada nazar yang bukan nama orang. Nazar yang saya maksud adalah nazar dari si Yefta; seorang hakim Israel. Nazar dapat dipahami sebagai perkataan sumpah atau janji pada diri sendiri yang hendak berbuat sesuatu jikalau maksud hatinya tercapai. Sebagian orang memahami nazar sebagai janji atau kaul.
            Dalam perjalanan kehidupan umat Israel nazar dari Yefta termasuk sebuah nazar atau janji yang sembrono. Yefta berjanji akan mempersembahkan apa yang keluar dari pintu rumahnya kepada TUHAN jikalau TUHAN memberikan kemenangan kepadanya. Yefta terlalu cepat berkata-kata dan menjajikan sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupannya tanpa didasari hikmat pemikiran yang mendalam. Kata orang jaman sekarang ia ceplas-ceplos saja, asbun alias asal bunyi. Padahal sejatinya kalau kita perhatikan dalam konteks kisahnya, TUHAN tidak menuntut apapun dari Yefta, apalagi menuntut sesuatu yang berlebihan dari Yefta. Tindakan Yefta adalah sebuah tindakan yang bodoh dan tidak perlu diteladani. Seorang yang bernama Walter C. Kaiser mengatakan “paling baik adalah menghindari pengucapan nazar yang nantinya akan menimbulkan kesulitan bagi suara hati dan kemampuan seseorang untuk memenuhinya (Amsal 20:25,Pengkotbah 5:2-6)”. Maka masih menurut Kaiser, nazar bukan dimaksudkan untuk membeli pengasihan Allah. Sebuah nazar atau janji harus mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas kasih dan karyaNya yang agung.
Dengan demikian, dari perkataan Yefta tersebut kita dapat memetik suatu yang penting dari sebuah perkataan yang kita ucapkan, yaitu pikir dulu sebelum berkata-kata apalagi berjanji. Juga jangan mudah mengumbar janji. Banyak orang jaman sekarang senang dan terbuai dengan janji-janji. Orang yang sedang berpacaran suka mengobral janji, para calon penguasa sebelum terpilih mengobral janji, para usahan, para kreditor sebelum berbisnis dengan mudahnya mengobral janji, para penatua  dalam perkunjungan kepada calon penatua yang baru, supaya calon penatua yang baru mau menjadi penatua juga diberikan janji-janji kemudahan, bahkan para pendeta juga sering mengobral janji. Adalah sebuah tindakan yang terpuji jikalau kata-kata yang keluar dari mulut kita bukanlah janji semata-mata atau sebuah perkataan yang sembrono—melainkan sebuah perkataan yang dilandasi dengan hikmat Allah dan lahir dari motivasi kasih yang terdalam.
Apakah anda suka berkata-kata? Suka berbicara panjang lebar dengan segudang janji-janji ? Kepada orang-orang di sekitar anda, orang-orang yang anda jumpai juga kepada TUHAN, janji-janji selalu mengalir kepada mereka? Juga kepada diri sendiri ? Banyak orang kecewa kepada sesamanya karena sebuah janji. Banyak orang tua atau anak juga kecewa karena sebuah janji. Banyak para usahawan kecewa dan merasa tertipu juga karena janji. Banyak pasangan suami istri selingkuh dan rumah tangganya hancur karena tidak tepatnya sebuah janji. Banyak kali kutuk dari TUHAN menimpa umatNya karena mereka melanggar janji. Juga banyak orang merasa bersalah berkepanjangan karena tidak bisa menepati janji. Kata orang “diam itu emas”, tentu maksud peribahasa ini bukan berniat untuk membatasi orang berbicara, tetapi mengandung sebuah pengertian biarlah kata-kata, pembicaraan kita itu bernilai, bermutu, mengandung nilai-nilai moral yang membangun, penuh inspirasi.
                                                                                                           Ditulis oleh Pnt.Dwi Santoso

Senin, 15 Agustus 2011

Mengapa mutu pendidikan Finlandia terbaik di dunia?

Oleh S Belen
Peta Finlandia
Sistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA.  Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.
Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).
Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.
Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination  untuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.
Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia.
Kemajuan sebuah bangsa lebih ditentukan oleh karakter penduduknya dan karakter penduduk dibina lewat pendidikan yang bermutu dan relevan.
Bagaimana Indonesia?
Ada yang berpendapat,  keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa,  penduduknya homogen,  dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya,  penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial.  Indonesia baru merdeka 66 tahun.
Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang,  dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?
Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.
Kebijakan-kebijakan pendidikan Indonesia cenderung tentatif, suka coba-coba, dan sering berganti.
Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia?
1. Kita masih asyik memborbardir siswa dengan sekian banyak tes (ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional). Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk PT.
2. Kita masih getol menerapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sehingga siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.
3. Kita masih berpikir bahwa PR amat penting untuk membiasakan siswa disiplin belajar. Bahkan, di sekolah tertentu, tiada hari tanpa PR. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.
4. Kita masih pusing meningkatkan kualifikasi guru SD agar setara dengan S1, di Finlandia semua guru harus tamatan S2.
5. Kita masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.
6. Kita masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.
7. Hanya segelintir guru di tanah air yang membuat proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Terbanyak guru masih getol mengajar satu arah dengan metode ceramah amat dominan. Sedangkan, di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.
Apakah benda ini melayang, terapung atau tenggelam?
8. Di tanah air kita terseret arus mengkotak-kotakkan siswa dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.
9. Di Indonesia bahasa Inggris wajib diajarkan sejak kelas I SMP, di Finlandia bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.
10. Di Indonesia siswa-siswa kita ke sekolah sebanyak 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar.


Sabtu, 13 Agustus 2011


BUNGA
Karena keindahan dan baunya, bunga pada tanaman sering menjadi daya tarik seseorang untuk menikmati dan mengusahakannya. Karena nilai pertambahannya, bunga pada tabungan juga menjadi daya tarik seseorang untuk  memperolehnya. Atau karena nilai bunga cicilannya rendah, membuat orang berebut untuk memperoleh jasa layanan kredit barang dalam bentuk apapun. Karena kecantikannya, “bunga” sebutan untuk seorang gadis yang cantik membuat para perjaka berlomba-lomba untuk mempersuntingnya. Pendek kata; bunga seringkali menjadi daya tarik untuk siapapun.
Meskipun bunga adalah sesuatu yang menjadi daya tarik, namun tidak berarti bergaul akrab dengan bunga tidak ada resikonya. Mawar yang indah dan sedap baunya ternyata menyimpan duri yang tajam dan siap menusuk jari jikalau tidak hati-hati memetiknya. Orang yang bahagia karena menikmati pengembangan usahanya dengan membungakan uang juga harus hati-hati, karena ada duri yang tajam di baliknya. Apa itu ? Nasihat TUHAN ! Dalam Kitab Ulangan 23: 19 dikatakan “Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan”. Pemikiran utama dibalik nasihat ini adalah supaya seseorang menjalin hubungan dengan sesamanya didasari oleh kasih. Ketulusan dalam memberikan pertolongan kepada sesamanya tidak seharusnya dilandasi prinsip untung rugi, memanfaatkan dan mencari kesempatan dalam kesempitan atau bahkan menguasai serta tidak memerdekakan orang lain.
Selain uraian di atas, yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh seseorang yang akan, sedang dan bertekad untuk mengakhiri pengembangan uang dengan sistem berbunga yang tidak wajar adalah : (1). Riba adalah pendapatan yang diperoleh tanpa usaha (2). Riba adalah pemerasan terhadap orang yang butuh [mungkin bahkan kepepet] (3). Riba mendorong pembagian kekayaan secara tidak adil (4). Riba bisa menjadi penyebab ketidakstabilan ekonomi; ketidak adilan sosial. Bagaimana dengan orang percaya, apakah pada masa kini juga terlibat dengan hal-hal seperti itu ? Ulangan 23:20 melanjutkan nasihat dari ayat 19, yang maknanya secara garis besar adalah jikalau orang percaya menjauhi praktik riba, kepada hidupnya akan diberkati oleh TUHAN. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Tim 6: 10).
Ditulis oleh: Pnt. Dwi Santoso,S.Th.